Kamis, 23 Mei 2013

Tips Memilih Desktop Environment Linux Berdasarkan Tampilannya



Karena saya memiliki pengalaman menggunakan berbagai macam distro Linux dengan desktop environment berbeda, maka di artikel ini akan saya bagi pengalaman saya tersebut dengan anda, mungkin akan berguna bagi anda yang sedang kebingungan memilih desktop environment mana yang tepat untuk anda. Desktop environment di Linux itu ada banyak, tapi 5 diantaranya yang populer adalah Unity, GNOME, KDE, XFCE dan LXDE, berdasarkan pengalaman saya menggunakan kelima desktop environment tersebut, saya klasifikasikan desktop environment tersebut ke dalam 3 kategori berdasarkan bagaimana cara desktop environment tersebut menampilkan daftar aplikasi yang ter-install, berikut klasifikasinya:

Desktop Environment Modern

Pada desktop environment kategori ini daftar aplikasinya ditampilkan memenuhi layar dengan ukuran icon cukup besar seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, Unity dan GNOME saya masukkan ke dalam kategori desktop environment ini. Berdasarkan pengalaman saya, desktop environment modern ini kurang begitu nyaman digunakan baik itu di komputer desktop maupun netbook saya.

Unity di Ubuntu 13.04

GNOME di Fedora 18

Desktop Environment Tradisional

Di desktop environment tradisional tampilan daftar aplikasinya akan muncul kurang lebih seperti yang bisa kita lihat ketika kita klik tombol Start di sistem operasi Windows 95, bagi saya pribadi kategori desktop environment ini lah yang malah paling saya sukai. XFCE dan LXDE saya masukkan ke kategori dekstop environment tradisional.

XFCE di Xubuntu 13.04

LXDE di Lubuntu 13.04

Desktop Environment Semi Modern-Tradisional

KDE saya masukkan ke kategori desktop environment semi modern-tradisional dengan alasan walaupun tampilan daftar aplikasinya masih terlihat seperti XFCE atau LXDE, tapi di KDE ini kita harus mengklik dulu tombol Applications baru kita bisa mengakses menu-menu aplikasinya. Dan di dalam menu-menu aplikasinya itu ada sub menu lagi, seperti contohnya yang terlihat pada gambar di bawah ini, jika saya klik menu Internet maka nanti akan muncul sub menu Web Browser dan lain sebagainya, menurut saya sih hal tersebut terasa kurang efisien dibandingkan XFCE atau LXDE.

KDE di openSUSE 12.3

Karena sifatnya yang open source, setiap distro Linux bisa melakukan perubahan pada tampilan standar sebuah desktop environment sehingga tampilan daftar aplikasinya bisa terlihat berbeda, contohnya seperti yang dilakukan oleh Mageia pada KDE di Mageia 3 seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini, tampilan daftar aplikasinya terlihat seperti XFCE atau LXDE bukan ? Kalau sudah begitu sih KDE di Mageia 3 ini tidak masuk lagi ke kategori desktop environment semi modern-tradisional, tapi masuk ke kategori desktop environment tradisional saja.

KDE di Mageia 3

Pengkategorian desktop environment ini saya lakukan berdasarkan versi desktop environment yang saya temukan di distro Linux Ubuntu 13.04, Fedora 18, Xubuntu 13.04, Lubuntu 13.04, openSUSE 12.3 dan Mageia 3, untuk versi selanjutnya mungkin tampilan desktop environment-nya bisa jadi berbeda, untuk itu alangkah baiknya sebelum men-download file ISO distro Linux nya dengan desktop environment yang anda pilih, anda cari tahu dulu tampilan desktop environment-nya seperti apa sih di versi distro Linux tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar