Kamis, 23 Mei 2013

Pengalaman Beralih Ke Linux



Awal tahun 2013 ini saya memutuskan untuk beralih dari sistem operasi berbayar yaitu Windows ke sistem operasi gratis dan open source yaitu Linux. Sebelum-sebelumnya sih saya sempat beberapa kali mencoba Linux, tapi tahun ini niat saya untuk beralih ke Linux lebih mantap dari sebelumnya. Saat ini kondisi komputer desktop saya masih dual-boot yaitu Windows 7 Ultimate dan Linux Mint 14, tapi saya sudah sangat jarang sekali booting ke Windows, paling kalau sedang ingin menonton tv atau harus mendaftar paket internet baru saja saya booting ke Windows karena saya belum menemukan driver tv tuner dan modem-nya untuk Linux.

Begitu Banyak Pilihan Distro & Desktop Environment

Ketika saya beralih ke Linux saya dihadapkan dengan begitu banyak pilihan distro, dan bukan itu saja, untuk setiap distro-nya biasanya juga disediakan dalam beberapa pilihan desktop environment apakah GNOME, KDE, XFCE, LXDE atau lainnya. Begitu banyaknya pilihan distro dan desktop environment ini menurut saya adalah salah satu kelemahan dari Linux, hal tersebut sempat membuat saya kalap mencoba begitu banyak distro dan desktop environment, pusing sih memang tapi mau tidak mau proses ini harus saya lalui. Dan saat ini saya sudah cukup kerasan menggunakan distro Linux Mint 14 dengan desktop environment Cinnamon di komputer desktop saya, dan untuk netbook yang memiliki spesifikasi jauh lebih rendah dibandingkan komputer desktop saya, saya lebih memilih Lubuntu 13.04 dengan desktop environment LXDE dengan pertimbangan lebih terasa ringan jalannya dibandingkan distro-distro lainnya yang pernah saya coba.

Belajar Secara Otodidak Menggunakan Bantuan Search Engine

Ketika menggunakan Linux, diawal-awal saya seringkali menemukan masalah, terutama yang berhubungan dengan perintah command-line, tapi untungnya di dunia ini ada yang namanya search engine dan saya mengerti bahasa Inggris, dengan begitu saya bisa menemukan solusinya dengan cukup mudah terutama untuk distro-distro Linux yang penggunanya banyak seperti Ubuntu.

Dukungan Driver

Berbeda dengan Windows, ketika saya meng-install Linux baik itu di komputer desktop maupun netbook, saya tidak perlu meng-install driver lagi seperti driver untuk motherboard dan lain sebagainya. Tapi untuk perangkat-perangkat tambahan seperti tv tuner dan modem saya perlu mencari lagi driver-nya. Saya memiliki 2 buah modem, yang satu bisa jalan tanpa driver dan yang satu lagi saya harus mencari driver-nya, tapi untungnya saya memiliki router, jadi saya colokkan saja modemnya ke router tersebut. Jadi saran saya sih jika anda beralih ke Linux dan modem anda tidak jalan dan susah menemukan driver-nya, belilah router portable, harganya cukup terjangkau kok. Sebelum membeli router-nya anda cari tahu dulu apalah modem anda bisa dijalankan di router tersebut atau tidak.

Banyak Program Yang Tidak Memiliki Versi Untuk Linux

Dari apa yang saya rasakan, beralih ke Linux itu tidak sekedar mengganti OS saja, tapi juga mengganti program yang biasa saya gunakan dengan program lain, seperti contoh ketika di Windows saya biasa menggunakan Adobe Photoshop untuk urusan meng-edit grafis, tapi karena Adobe Photoshop tidak memiliki versi untuk Linux jadi saya terpaksa beralih ke program lain seperti GIMP. Walaupun bisa saja saya menggunakan program emulator seperti Wine untuk menjalankan Adobe Photoshop di Linux, tapi untuk alasan tertentu saya lebih memilih beralih ke program lain saja.

Pengalaman Program Crash & Komputer Nge-Hang Di Linux Mint 14

Karena saya seringnya menggunakan Linux Mint 14 dengan desktop environment Cinnamon, maka pengalaman program crash dan komputer nge-hang ini saya rasakan di distro Linux tersebut, seingat saya sih dulu itu kejadian nge-hang-nya pas saya menggunakan Mozilla Firefox dan VirtualBox dimana VirtualBox-nya menjalankan sistem operasi Windows 8 yang saya gunakan untuk menonton tv. Sedangkan kejadian program crash juga saya alami di Linux Mint 14, program Banshee saya suka tiba-tiba menutup sendiri ketika dijalankan.

Merasa Aman Tanpa Program Antivirus

Walaupun dulu di Windows juga saya jarang mengalami masalah dengan virus, tapi kalau di Windows itu tanpa meng-install program antivirus rasanya saya tidak merasa aman, tapi ketika beralih ke Linux entah karena sugesti atau apa tapi rasanya saya merasa aman saja walaupun tidak meng-install program antivirus.

Meng-Install Program Lebih Mudah

Jika dulu di Windows ketika saya ingin meng-install sebuah program saya harus mencarinya dulu di search engine lalu men-download-nya, di Linux saya cukup mengetikkan perintah command-line nya atau melalui program Software Manager nya. Karena di Linux itu ada yang namanya repository yaitu tempat disimpannya koleksi program, jadi kita cukup mengetikkan perintah command-line nya untuk meng-install sebuah program, koneksi internet tentunya tetap dibutuhkan untuk melakukan hal tersebut.

1 komentar: